Halaman

Kamis, 16 Februari 2012

Cerita Kecil Ashton

Nah! Ketemu lagi sama saya. Sekian lama tidak ada sebuah sapaan, akhirnya sekarang timbul dari post ini. Kali ini tidak ada ide baru, tidak ada cerita baru. Yang ada hanya cerita lama yang muncul kembali. Cerita ini sudah lahir dari tahun 2010. Namun baru merasakan dunia tahun 2012. Dia sama seperti manusia. Tidak pernah merasakan hidup saat baru lahir.

***

"Ellie,Tunggu!"

"Apa yang kau mau Andre?"

"Aku ingin bicara sebentar ! Jadi selama ini..."

"Selama ini apa? cepatlah, aku tak punya banyak waktu...!"

"Aku... Ingin mengungkapkan perasaanku kepadamu.."

"Maksudmu apa?"

"Emmm..."

"Jangan buang-buang waktuku Andre!"

"Ok, Aku.."

Aku mematikan tv, lagi-lagi adikku menonton acara yang tak patut untuk ditonton dia, sebagai anak yang masih dini.

"Ah Kakak apa-apaan sih! menggangu saja!" protes adikku, Ashton.

"Kau yang apa-apa! acara tadi tak patut untukmu!" jawabku puas.

"Apa salahnya? aku sudah kelas 6 SD! Aku sudah masuk masa pubertas,maklumilah!" jawabnya.

Aku tak kehilangan akal.

"Besok kau try out, lebih baik kau belajar daripada menonton acara ini!" jelasku.

"AAAAH! Dasar kakak yang tak bisa mengerti adiknya!"

Adikku meninggalkan ruang tv, dan masuk ke kamarnya. Aku menghela napas, Huuh, dasar anak zaman sekarang, ujarku dalam hati.

Oh iya! namaku Jack Robinson, panggil ku cukup dengan 4 huruf saja, Jack!

Setelah kalian mendengar kejadian tadi, kalian bisa menggambarkan sifat adikku yang satu ini?

Ok, sebaiknya aku ceritakan ya!

Antony Ashton namanya. Akhir-akhir ini atau sebut sajalah semenjak dia menduduki bangku kelas 6! Sifatnya berubah drastis! dia selalu menuntut bahwa dia sudah memasuki masa pubertas, dan bisa melakukan apa saja!

Aku berkali-kali mengingatkannya, dia selalu mengelak. Berbagai-bagai alasan selalu dilontarkannya.

Perasaan saat aku kelas 6 aku tak begini.

Apalagi, Ashton sedang duduk di kelas 6, dia sudah banyak Try Out dan ulangan harian. Apalagi nanti akan ada UASBN yang akan dihadapinya, tapi dia malah sibuk dengan tayangan per-episode yang tayang rutin setiap hari pukul 19.00, ah entahlah dia yang butuh nilai, bukan aku.

***

Keesokan Harinya...

Jam dinding kamarku menunjukkan pukul 19.00 aku menutup buku biologi, dan menuju ruang tv dan memastikan apakah adikku yang satu ini, Ashton sedang menonton film percintaan atau belajar.

Kulihat bangku tv kosong, aku bersyukur dia sedang ada di kamarnya.

Aku pun menuju ke kamarnya. Tanpa basa-basi aku langsung masuk. Ashton terkaget. Dia terlihat belajar, tapi entah kenapa saat aku masuk dia langsung buru-buru merapikan buku tulisnya.

"Kakak, kalau mau masuk kamar seseorang ketok-ketok dulu lah!" serunya

"Oh, maaf, kau sedang mengerjakan PR?" tanyaku.

"Ya, kak buatkan aku Milo hangat dong!" pintanya.

"Adikku tersayang, kau mempunyai kaki, kau bisa menggunakannya dengan baik kan?"

"Sekali-sekali kak."

"Syukuri kakimu dik,"

Ashton menghela napas, dia beranjak dari kursinya, dan menuju ke dapur. Aku melihat tugas nya-Ashton, ya benar sih, tugas Bahasa Indonesia, tugas membuat puisi.

Aku kaget, mataku terbelalak. Adikku yang satu ini membuat-puisi-cinta-kepada-seseorang-bernama Anna!

Adikku masuk membawa gelas milo hangatnya, matanya langsung melotot saat aku memegang dan melihat buku tugas bahasa indonesia-nya. Dia menaruh gelas milonya di meja, dan merebut buku tugas bahasa indonesianya dariku.

"ARGH! KAKAK!" serunya.

"Oh-oh. Ternyata adikku yang satu ini sedang jatuh cinta, toh." ujarku.

"Ya, Wajarlah!" jawabnya.

"Eh, kalau boleh komentar, puisimu bagus juga, sungguh aku baru melihat kau sepuitis ini dik." ujarku.

"Ah apa sih kau ini!" komentarnya.

"Hmm, sepertinya kau sangat mengkhayati puisi itu. Apa yang kau suka darinya?" tanyaku.

"Kau tak perlu tahu, Kau ini ikut campur urusan orang lain saja! Ini urusanku!" protesnya.

"Oh, baiklah jika itu yang kau mau." aku pun meninggalkan kamar Ashton. Ashton terlihat masih memegang erat buku tugasnya.

Aku hanya tersenyum di balik pintu melihat kelakuan adikku yang satu ini.

***

Muka adikku terlihat kusam saat pulang sekolah, dia sedikit cemberut, hatiku bertanya-tanya ada apa dengan adikku yang satu ini?

"Adikku tersayang, ada apa dengan harimu ini?" tanyaku.

"Sial, tadi, Anna di depan ku sedang pacaran dengan Ryan!"

Wow! aku terkaget-kaget, adikku pertama kali curhat kepadaku!

"Hah? lalu puisi indahmu yang sudah diukir dengan bagus?" tanyaku menggodanya.

"Sudah menjadi serpihan-serpihan kertas." jawabnya.

Aku sedikit terkikik.

"Begini, kan sudah kubilang, cinta itu akan menjerumuskanmu dik, ya tak selamanya sih. Seperti kakakmu ini, jujur aku pernah suka kepada seorang perempuan, tapi setelah aku melihat perempuan-yang-aku-suka sedang memasukkan tangan ke hidungnya, aku langsung berhenti menyukainya." jelasku panjang lebar.

Adikku hanya mengangguk-angguk.

"Begini, kan kau sudah kelas 6, fokuslah dulu kepada ujianmu, jangan mengurusi persoalan cinta." nasehatku

Lagi-lagi dia mengangguk, aku tersenyum, semoga ini menjadi pelajaran baginya.

***

Aku melihat kalender kegiatan Ashton, dan terlihat lingkaran merah di agenda-nya. Ternyata, besok dia akan menghadapi UASBN. Aku membuka pintu kamar Ashton.

Terlihat dia sedang asik dengan pacar barunya, yaitu buku paket. Aku tersenyum. Kini, aku bangga dengan Ashton dia sudah melupakan sedikit demi sedikit tentang persoalan cinta, dan lebih fokus ke pelajaran.

"Emm.. Ashton, maaf mengganggu belajarmu, hanya ingin nanya, bagaimana kabar Anna dan Ryan?" tanyaku.

"Mereka semakin akrab, malah katanya hari ini mereka sedang jalan-jalan." jawabnya.

"Jalan-jalan? mereka tak belajar? padahal kan esok UASBN?" tanyaku lagi.

"Ya, begitulah mereka."

"Yasudah, kamu lanjutkan belajarnya, semoga besok sukses ya!" doaku kepada Ashton.

"Makasih kak."

Aku beranjak ke kamarku, dan bersyukur kepada Allah atas berubahnya adikku ini, Antony Ashton.

***

Senyum terpancar dari wajah adikku, Ashton. Dia menjadi lulusan terbaik tahun ini, mendapat nilai yang baik. Sebuah medali terlihat di lehernya.

Mataku berkeliaran, dan akhirnya tertuju kepada seorang anak laki-laki dan perempuan di sudut ruangan.

Ya, Anna dan Ryan, mereka tidak lulus karena sibuk dengan cinta. Anna masih menangis di pangkuan ibunya. Ibunya terus menenangkan Anna. Dan tiba-tiba...

POK!

Seseorang menepuk pundakku. Oh, Ashton!

"Kakakku yang paling baik, makasih atas semua nasihatmu selama ini kak. Kalau tak ada kakak, aku tak akan bisa seperti ini! Mungkin aku akan seperti Anna dan Ryan! Sekali lagi, makasih ya kak!" jelas Ashton panjang lebar.

Aku tersenyum.

"Iya,iya. Selamat ya dik, tuntutlah ilmu terus ya!" nasehatku.

Tiba-tiba seorang fotografer bicara kepada Ashton.

"Ini Ashton kan? wah selamat ya! foto dulu deh!" ujar fotografer.

Ashton menarik tanganku, dan merangkulnya.

Cahaya blitz menghampiri mataku, aku sedikit silau. Tapi aku mencoba tersenyum.

Ini pengalaman yang Ashton akan abadikan.

Oh iya ada pesan dari Ashton untuk kalian yang membaca notes ini,

"Nikmati masa mudamu dengan hal-hal yang berguna! Jangan membuangnya dengan sia-sia! Ini penentu buat masa tua kita loh!"

Selesai

Mohamad Sofwan Rizky

Jakarta,2 Oktober,2010.


***

Pesan penulis kini: tertawalah melihat EYD yang amburadul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar