Gambar: Indah? Bukan Tumblr. Nebula memang selalu mempesona.
Kalau aku sebut kau Nebula, mungkin itu salah. Kau lebih dari sekedar itu. Pesonamu memancarkan berbagai cabang hipnotis. Dan matakulah yang menjadi korbannya. Mata yang menjadi sasaran tembaknya, hingga tak berkedip karena lemas tergoda.
Tahukah kamu? Kecantikanmu membuatku
merinding, seperti ingin merasakan apa yang dinamakan Supernova! Bahkan, aku
ingin menjadi dirinya. Hingga mereka semua tahu, kita berdua adalah sehimpun
ciptaan yang tak asal diciptakan. Serasi!
Hei, aku harus memanggilmu apa?
Nebula Semut? Itu salah! Tak ada orang yang sama persis sepertimu! Kau tidak
berfraktal seperti apa yang Mandelbrot simpulkan!
Ya. Kini, kau tinggal menyebut
namamu. Itu saja.
“Nebula,”
Aku tertawa puas. Akhirnya itu
yang terlintas di benakku. Kau cukup Nebula. Melahirkan bintang, yang
memesonakan indraku. Nama rumit yang aku pikirkan, ternyata untuk orang yang
menciptakan kamu, aku, dan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar