Halaman

Sabtu, 25 Agustus 2012

The Cupib Team [ #2 Uphyl ]


The Cupib Team datang lagi! Kali ini, saya akan memperkenalkan tokoh baru: Uphyl, upil ajaib milik Xiao Mei. Saya menuliskan bagian kedua ini malam-malam, di tengah mata yang sudah meruyup suntuk. Jadi, maaf bila alurnya terlalu cepat atau tidak pas.

Selamat membaca!
 
***
Tubuh Xiao Mei masih terguncang getar, bibirnya sulit digerakkan. Kumpulan kata-kata takjub mengubun di hatinya, namun tertahan saat menyentuh kulit bibir.

“Kenapa Xiao Mei? Kenapa kamu diam saja?” Upil itu berkacak pinggang, berkata santai seolah tak pernah menjejak realitas.

Xiao Mei tergidik. Cukup saja pemandangan di depannya satu itu menghapuskan kewarasannya. Coba, deh, apakah ada sebuah upil yang memiliki tangan dan kaki, ditambah lagi, upil itu bergaya tengil sekali? “SIAPA KAMU, SIAPA?” Xiao Mei menyodorkan gagang sapu, yang sudah pasti bisa melenyapkan upil satu itu.

“Hei, hei, aku itu upilmu. Kamu mentorku, Xiao Mei. Aku sudah diutus untuk bersamamu. Mewaraskan dunia, lewat The Cupib Team!”

Xiao Mei mengernyitkan kening, tak mengerti apa yang diucapkan upil aneh bin ajaib itu. “Duh, saya nggak ngerti kamu ngomong apa. Pergi, pergi! Jadi upil, ya upil aja! Sini, masuk lagi.” Perintah Xiao Mei, mendekatkan hidungnya ke upil satu itu.

Refleks, upil itu pun mengelak, menghindar dari lubang hidung Xiao Mei. “Hih, aku bukan upil biasa, Xiao Mei. Aku mentormu. Kita adalah satu agen dan satu misi!”

Xiao Mei menganga lebar, mencoba memberikan waktu untuk upil itu berbicara. Gagang sapu itu mendadak lengser dari tangannya, hingga jatuh membentur lantai. Efek pemain sinetron handal.

“Nah, bagus bila kamu bisa diam,” upil itu mendeham, siap bertutur panjang. “Hem, hem, hem. Namaku Uphyl CJ9. Teman-teman memanggilku sih Uphyl. Di Planet Cubip, aku adalah upil berinteligensi paling mencuat dibandingkan yang lain. Jadi, nggak heran Bos Besar mengirimkan aku, untuk menjadi mentor kamu.”

“Ha? Apa sih? Nggak jelas.” Gerutu Xiao Mei.

“Dengarkan aku dulu!” gertak upil yang bernama Uphyl, tak sabar. “Planet Cubip sedang dalam keadaan bahaya. Quthu si Kutu Alay telah berhasil terjun ke bumi. Dia ingin mengacaukan segala tatanan dunia. Mulai dari ilmu, penghuninya, semuanya! Quthu datang membawa pasukan-pasukannya, dan gerombolannya tidak bisa dianggap remeh,” Uphyl menelan ludahnya (semoga ada) berat, “sehingga, Bos Besar telah mengutus lima kandidat manusia untuk mewaraskan semuanya. Sebelum terlambat. Dan salah satunya itu kamu, Xiao Mei. Kamulah anggota pertama The Cupib Team. Dan kamu harus menerima kalau aku adalah mentormu.”

Xiao Mei menggelengkan kepalanya berkali, menampar pipinya sendiri. Alhasil, bukan tersadar diri, tetapi ia sadar itu rasanya sakit. “Apakah aku mimpi? Lalu, ke mana empat kandidat itu berada?”

Uphyl mencoba berpikir, serius. “Hem, aku juga tidak tahu. Empat mentor yang lain juga masih mencarinya. Dan aku beruntung, aku bisa menemukanmu secepat ini.”

“Tapi sebenarnya aku tak berharap menemukanmu.” Ucap Xiao Mei lesu, tak bersemangat. “Lalu, apa yang harus kulakukan?”

“Yang kamu harus lakukan? Memberantas kejahatan Si Quthu jahat, Xiao Mei! Ingat, aku memiliki kekuatan super. Aku bisa membantumu kapan saja dan di mana saja. Jadi, kamu harus membawaku ke mana pun kamu pergi!”

Xiao Mei membuang napas panjang. “Aku harus membawamu ke sekolah? Aku harus meletakkanmu di mana? Di hidungku?”

Uphyl cepat-cepat menyergah, “nggak mau! Nggak lagi-lagi, deh! Biarkan aku menghirup udara bebas!”

Xiao Mei terduduk lemas di tempat tidurnya, membayangkan kehidupannya yang semakin absurd setelah kedatangan Uphyl dari Planet Cubip, Quthu si Kutu Alay dan Haven yang menjerit-jerit bila ia melihat semua keanehan itu terjadi. Dan seketika, Xiao Mei memejamkan mata, meminta tolong kepada ibunya entah di mana...

Mama, tolonglah anakmu ini...
***
Jam istirahat. Xiao Mei membuka bekalnya, menggigit setangkup roti yang sudah ia siapkan sebelumnya.

“Xiao Mei, siapa sih gerombolan cewek-cewek pecicilan tadi? Sok cantik sekali mereka. Rempong pula.” Keluh Uphyl, mendarat di pundak Xiao Mei tiba-tiba.

Xiao Mei pun terkesiap. Ia tak menyangka, bahwa upil ternyata gaul juga. “Namanya Haven Cs. Mereka memang sudah begitu. Tetapi untukku, aku sudah kebal dibebati obrolan mereka yang memuakkan.”

Uphyl memasang wajah iba, menepuk-nepuk pundak Xiao Mei. “Cup-cup, sabar ya...”

Seusai mereka berbincang, terdengar teriakan yang menggema keras di sepanjang koridor. Puluhan anak menghambur, berlari-lari sembari menjerit di koridor sekolah. Xiao Mei menoleh, menatap Uphyl bingung. “Phyl, ada apa, nih? Kok pada lari-lari begini? Apa aku harus berlari juga? Atau kembali melanjutkan memakan roti ini?”

Wajah Uphyl mendadak panik. Tiba-tiba, seolah ada radar, Uphyl berketap-ketip, memunculkan sinar warna-warni seperti lampu disko. Dia pun tak luput dari bunyi PIB! PIB! PIB! Yang amat keras. “Xiao Mei, keadaan kita dalam bahaya! Quthu si Kutu Alay sudah...”

Belum selesai kalimat itu terlontar, tiba-tiba kumpulan kutu-kutu datang, menerobos kaca koridor. Belum usai, datang kembali kutu-kutu yang lebih besar, terbang sambil berkacak pinggang.

“HALLOUCHH, DUNIAHH! QEMI MAO NIMBRUNG NIH, UNTUK MEMBASMI EIKE-EIKE SEMUA YANG ICH ICH ICH GANGGU, DECH!” Teriak kutu raksasa yang bernama  Quthu, sambil tertawa terbahak-bahak.

Xiao Mei meringis ngeri, langkahnya seketika memundur. Ia tak tahu harus membalas ucapan itu dengan bahasa apa. Karena, dia pun tak tahu, itu bahasa apa? “Uphyl, apa yang harus kita lakukan!”

“Kamu harus mengatakan sesuatu jurus kepadaku, Xiao Mei! Agar aku bisa melawannya!”

“JURUS? JURUS APA?”

“APA SAJA! CEPAT! SEBELUM VIRUS ITU MENYEBAR!”

Xiao Mei pun berpikir keras dalam keterbatasan waktu, mencari-cari nama jurus yang masuk akal. Hingga akhirnya, ia pun mencetuskan sesuatu. “UPHYL, MAJU!”

Uphyl pun melompat, menuju Quthu raksasa itu.

“GELEMBUNG UPIL KECIL-KECILAN!” teriak Xiao Mei keras, menaruh pandangan matanya di setiap gerakan Uphyl.

Sebelum Quthu si Raksasa ingin mengeluarkan jurus alaynya, gelembung-gelembung upil sudah menubruk tubuhnya. Uphyl berhasil membuat Quthu terhempas jauh, hampir melayang di udara.

“Bagus, Uphyl!” dukung Xiao Mei dari arah belakang, mengangkat jempolnya.

Saat mereka kira Quthu sudah kalah terhempas ke belakang dan kalah, ternyata Quthu malah berbalik menyerang, dengan kekuatan yang lebih kuat. Ia mengeluarkan serupa cairan hitam ke tubuh upil yang dinamakan Quthu jurus ‘Cairan Hitam Pekat Eksotis Menghipnotis’, hingga Uphyl terjengkal jauh, jatuh lemas di pangkuan Xiao Mei.

“UPHYYL! Ayo, Uphyl! Kamu harus bangkit lagi! Kamu bisa mengalahkan monster itu!”

Uphyl, dengan mata yang sudah suntuk, berkata lirih. “Maafkan aku, Xiao Mei. Itu terlalu sulit sekarang...”

“Kenapa? Kamu harus bangun!”

“Aku...” Uphyl berucap.

“Apa? Kenapa?” tanya Xiao Mei bertubi-tubi.

“Aku... pengen pipis.”

Dan seketika, bumi terasa mengendur. Amarah Xiao Mei mengubun tinggi. Segera, Xiao Mei meraih tangan Uphyl, mengajaknya berlari menuju toilet.

Mereka berlari-lari, menjauhi cairan hitam si Quthu Alay yang beranjak mendekat.

***
Sesampainya di depan toilet, Xiao Mei segera mendobrak pintu yang ada, tanpa memperdulikan itu toilet laki-laki atau toilet perempuan.

“Kamu mau pipis di mana? Di WC? Di wastafel? Atau di got-nya?” tanya Xiao Mei mendesak, menatap serius wajah Uphyl yang tampak kebelet.

“Ya, di toilet, lah! Memang biasanya di mana!” bantah Uphyl, tak terima.

“Duh, aku yang manusia aja suka di wastafel, kok!” sahut Xiao Mei santai, menggedor-gedor pintu WC yang terkunci. “Ya ampun, pakai ada yang di dalam segala. Nggak tahu keadaannya terjepit banget apa?”

“Hoooi! Yang di dalam cepetan! Kami sedang ingin memberantas Quthu Alay!” teriak Xiao Mei, mendesak.

Lengang sempat mampir berkuasa. Tak lama, terdengar tangis yang bergaung di dalam sana.

“Huhuhu... aku takut sama teman-teman, bila mereka tahu aku pup di celana. Aku takut aku nggak akan punya teman lagi... huhuhu...” isakan itu semakin terdengar keras, tangisnya pun meledak di mana-mana.

Xiao Mei menatap Uphyl bingung. Merasa antusias, Xiao Mei mendekatkan telinganya di pintu.

Dan seketika, ia mengenali siapa pemilik suara itu...

Siapakah manusia yang pupnya terlanjur ke luar itu?

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar