Halaman

Jumat, 04 November 2011

Cinta Danbo Part 1

Anak-anak didikan tumblr pasti mengenalnya. Sebuah kardus berwarna coklat yang tidak biasa. Memiliki mata, mulut, tangan dan kaki.Dan pastinya, dia sangat lucu. (?) Fenomena Danbo sudah begitu booming. Dengan wajah polos dan lugu, dia dapat menghipnotis para manusia. Sehingga, google, tumblr, dan yang lainnya begitu bosan dengan keyword 'Danbo' yang mereka akses. Berikut adalah sebuah... cerita fiksi tentang Danbo, yang dibuat dengan tujuan iseng. Selamat dicicipi!


Cerita, dimulai...

Suatu hari, hiduplah sebuah kardus yang rongsok, tapi menarik. Matanya yang bulat, kepalanya yang kotak, begitu jelas bila dilihat dari kejauhan. Tapi siapa sangka, hidupnya penuh kesendirian. Bukan selamanya sendiri, tetapi dia memang belum menemukannya. Suatu hari, ia datang ke padang rumput yang luas.

"Subhanallah..padang rumput yang menakjubkan..." ucapnya kagum. Memang, suasana di padang rumput itu memang begitu indah. Matahari yang sedikit lagi terbenam, suara perbincangan angin dengan daun dan padang rumput yang sepi.

Tapi, sesuatu telah membangunkan otaknya. Dia mendengar suatu langkah, dari kejauhan. Ia berbalik badan dan memicingkan mata bulatnya. Dari matanya, tampak sesosok yang berwujud kotak dan memiliki 2 mata. Jalannya agak condong ke ngesot... Danbo pun semakin penasaran. Siapakah dia?

Sesosok yang kotak itu semakin mendekat. Mata bulat Danbo pun semakin terbuka. Bayangan wujud 'kotak' itu semakin jelas. Dan... sesosok itu sudah didepan Danbo, tiga sentimeter dari posisinya.

Danbo hanya terdiam. Ia memperhatikan tubuh sesosok yang ada didepannya. Kotak..Memiliki dua tangan.. dan dua mata. Danbo sama sekali tak berkedip. Entah kenapa, sesosok yang ada didepannya begitu mempesona baginya. Sampai akhirnya, sesosok itu meraih tangan Danbo, dan mengajak berkenalan.

"Hai..Sedang apa kamu disini? Perkenalkan, namaku Wall-E, pembersih sampah," ucap Wall-E pelan sambil tersenyum.

Danbo pun menjadi gugup. Dengan ragu dan terbata-bata, ia mengucapkan "Emm.. ya. Namaku Danbo,"


Wall-E hanya mengangguk sebisanya. "Terus, kenapa kamu berada disini?" tanya Wall-E penasaran.

Danbo semakin takjub dengan gaya bicara Wall-E. Suaranya, apa yang dibicarakan, begitu menarik dalam pikiran Danbo. "Haha..tak apa. Hanya mencari tempat yang segar. Ternyata, aku menemukannya disini."

"Kau bilang tempat ini indah?"

"Ya, indah. Sangat indah." jawab Danbo yakin.

Wall-E hanya tersenyum dan memandang padang rumput yang luas ini. "Terimakasih jika ini memang indah. Padahal, dulunya tidak begini. Dulu, padang rumput ini penuh dengan sampah. Tapi, semenjak aku membersihkannya, tak sangka akan menjadi seindah ini,"

"Kau yang membersihkannya? Sungguh? Padang ini begitu luas, Wall-E! Kau luar biasa!" tanya Danbo tak yakin.

Wall-E hanya mengangguk tersenyum. Tanpa ada isyarat, Wall-E meraih tangan Danbo, dan mengajaknya mengelilingi padang rumput. Hingga sampai... di bagian tengah padang rumput tersebut.

"Hei! Kenapa kau mengajakku kesini?" tanya Danbo sambil menggaruk kepalanya.

Wall-E tersenyum kembali. "Pemandangan akan lebih indah bila dilihat disini. Sekarang, baringkan tubuhmu disini,"

Tanpa kata, Danbo langsung menuruti perkataan Wall-E. Hingga ia, benar-benar melihat semua karunia Tuhan.

"Sekarang, tatap langit menjelang malam ini. Lihat gradasi warnanya. Begitu indah bukan?" tanya Wall-E sambil menunjuk langit.

"Indah! Sangat menakjubkan! Aku belum pernah melihat tempat ini sebelumnya!" seru Danbo.

"Sekarang, kau mau menjadi temanku?" tanya Wall-E.

Danbo menoleh kearah Wall-E. Tak perlu berpikir, ia langsung menjawab. "Mau! Sangat mau!" ucapnya semangat.

"Walaupun aku pembersih sampah?"

"Ya, aku tetap mau walaupun kamu itu sampahnya, misalnya."

Wall-E tersenyum kecil. Dan menatap langit kembali. "Terimakasih, Danbo.." bisiknya pelan.

Mereka pun melanjutkan menatap langit. Sesekali Danbo menatap ke arah Wall-E.

Wall-E, aku bingung ada apa pada perasaanku saat ini..


Bersambung

1 komentar: