Halaman

Kamis, 19 April 2012

Matahari

Ya! Sajak ini saya tulis untuk tugas sekolah, di mana kami diperintahkan membuat dua puisi, salahsatunya adalah tentang keindahan alam. Awalanya, ingin mengutip puisi Petir yang telah saya buat sebelumnya, tetapi ide-ide baru menolaknya mentah-mentah. Jadi, ini puisi barunya! :D

***

M A T A H A R I

Bumi tak sanggup untuk menolak

Berkutat dalam rotasi yang tak dapat dielakkan

Untuk membuyuti segugus bintang langka

Hingga larut dalam seduhan panasnya

Manusia tak lagi bisa berdusta

Tersengat hantaran panas tak terperi

Bola mata terbius untuk mengerjap

Bibir merapal untaian pujian alamiah

Hingga mereka tahu

Mereka adalah sebuah titik kecil

di mata Sang Surya

Bagai sebuah lentera yang kekal

dalam gelapnya kabut hitam

Menyorot bumi dengan sinar terang

Menghapuskan gelap tanpa harus melenyapkan

Menjadi penyembuh yang handal

dalam menghasilkan butiran air di pelipis

Teruslah engkau membungkus bumi

Merengkuh kehidupan manusia

Memeluk hangat gundah para manusia

Dan menunjukkan keagunganNya

Karena saat bertemu Matahari

Semua terasa begitu dekat

Mengabaikan batas waktu dan dimensi

Seperti sebuah hati

yang sedang bercengkrama dengan Sang Pencipta


(Mohamad Sofwan Rizky, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar